Sabtu, 15 Juni 2013

Tentang perpisahan

Sudah terlalu lama. Ada beberapa kejadian yang pernah kita lewati saat terpisah, kesalah pahaman, komunikasi yang berkurang, cemburu, dan masih banyak hal yang membuat kita sulit mengerti. Dan semua itu, menyakitkan. 

Bukan menyakitkan, ini hanyalah proses bagaimana kita menyikapi masalah demi masalah yang menjadikan kita tabah, dewasa akan waktu yang tidak sebentar, perpisahan. Bukankah setiap perpisahan pasti akan ada pertemuan kembali(bagi kita yang LDR) dan menggantungkan penantian yang menyakitkan pada pertemuan yang membahagiakan, ah aku rindu pertemuan itu. 

Jelas kita terluka, tapi luka itu harus diobati, pertemuan bukan? Benar, tapi setiap pertemuankan butuh waktu, dan waktu yang menentukan. Bukan kita. Banyak rencana yang kita buat lalu rencana itu gagal, karena waktu yang belum mengijinkan. Jadi untuk apa membuat rencana yang pada akhirnya membuat luka itu semakin membesar. Yakin saja, pertemuan itu akan ada, hanya kita yang harus sabar menunggu.

Ada banyak kegiatan yang seharusnya kita lakukan saat terpisah seperti ini, dan kegiatan itu yang membuat rindu teralihkan. Justru membuat kita tidak memikirkan yang disana, yang disana hanyalah orang yang sudah ada di hati. Dia tetap menjaga apa yang kita jaga disini, semua pada keyakinan dan kepercayaan masing-masing, untuk tetap berfikir kalau disana baik-baik saja.

Jangan pernah memberatkan apa yang sudah terjadi, seperti perpisahan. Sedih saat terpisah hanya akal-akalan yang membuat kita semakin terpuruk dan tak ada penyelesaiannya. Percuma melamun, merengek bersedih sepanjang hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, tidak akan membantu apa arti dari kesedihan, selain waktu. Dan waktu itu harus digunakan sebaik mungkin. Agar waktu berbaik hati, kita juga harus berbaik hati kepadanya dengan mencari kesibukkan yang positif. Sendiri hanya mengundang rasa sesal. Sepi hanya mengundang lipatan-lipatan kesedihan lainnya, apa lagi saat terpisah seperti ini. Nikmati penantianmu dengan kesibukkan.

Notes: Paragraf terakhir ada beberapa kalimat yang terinspirasi dari Novel Tere Liye, Sunset Bersama Rosie. Dikomentarin, ya. Oiya jangan lupa klik ini dan Yang bikin kamu semangat LDR, disini

Terima kasih. 


Sabtu, 08 Juni 2013

Perkara siapa yang terbaik.

Bisa kau beri alasan kenapa kau memilih orang yang kau pilih saat ini, orang yang telah mengisi hatimu selama ini, orang yang kau sendiri tak punya alasan untuk meninggalkannya saat ini. Entah kenapa orang itu memang yang terbaik, tapi bukankah ada banyak orang yang lebih baik disana dibanding orang yang kau pilih saat ini? 

Perkara cinta, bukankah masalah ragu, jenuh, egois, dan pencemburu semua adalah bumbu. Lalu banyak orang menilai semua adalah kekurangan dari apa yang selama ini kita menerima apa adanya cinta. Banyak cinta yang buta akan kekurangan mereka seakan lupa kalau selama ini dia lebih apa yang kau harapkan disana. Bukankah dengan merelakan menunggu adalah pengorbanan yang tulus baginya, sebuah kesetiaan yang langka, yang semua orang belum tentu bisa melakukanya. 

Ada banyak orang disana sedang dilupakan akan masalah-masalah kecil, yang mereka ingat hanyalah 'lari dari masalah', lalu melampiaskannya dengan hati yang baru, yang menurut mereka adalah hati yang baru lebih akan lebih baik ketimbang hati yang lama yang hanya merusak dan tidak ada rasa pengertiannya. 

Menyesal karena telah memilih. Ungkapan bodoh adalah mereka yang telah mantap meyakinkan hati untuknya lalu mengecewakannya begitu saja dikemudian hari, yang seakan lupa, janji-janji manis yang sering diucapkan "Aku, gak akan ninggalin kamu" ini bukan perkara siapa yang pergi dan siapa yang telah lelah mempertahankan karena hubungan yang tak seimbang. Ada banyak rasa bersalah karena mereka bingung untuk apa bertahan dalam kondisi cinta yang sudah tidak ada pada kedua belah pihak. Bukankah itu akan menyakiti keduanya. Tapi, bisakah teliti sebentar dengan apa yang pernah dilakukan dulu, kesempatan untuk mendapatkannya, dan pengorbanan untuk memantapkan hatinya untukmu. Di luar sana ada banyak orang yang jauh lebih baik dari apa yang kamu kejar, tapi ia memilihmu. Ini pernyataan yang menyakitkan untuk dirasakan, untuk direnungkan, untuk diketahui kalau kau layak untuknya, mantapkan hatimu kembali, kalau cinta yang kau bangun dulu, dan kau akan bangun kembali dengan bangunan yang lebih kokoh lagi, anggap saja kalau dulu kau belum begitu gigih untuk membangun pondasi cinta yang kuat untuknya. San kali ini kesempatan memang berpihak dua kali padamu, dan yang mesti kau lakukan adalah, kau gunakan dan dia tak kembali ragu untuk meyakinkanmu.

Sepertinya ada saja masalah yang hadir dalam cinta, bukankah sudah dibahas tadi kalau itu bumbu, ah itu bukan bumbu, itu suplemen agar kita bisa bertahan. Jika bumbu itu terlalu banyak tidak enaklah sebuah makanan. tapi, jika suplemen itu teratur kita gunakan walaupun banyak itu akan memperkokoh tubuh kita dan tak akan goyah sama sekali. Ini perkara cinta, untuk apa memulai dan menyakiti.

Lalu untuk apa kata sempurna? Menjadi yang sempurna memang pilihan, tapi perkara melengkapi jauh lebih baik dari sempurna. Jika ada kesempurnaan namun tidak melengkapi untuk apa? Bukankah cinta untuk saling memberi lalu menerima yang dalam arti melengkapi. Bukan memberi lalu "kau sempurna di matanya". Cinta itu bodoh, cinta itu membuat orang menjadi budak apa yang dicintainya, tapi cinta itu melengkapi apa yang kurang dengan yang dicintainya. Belajarlah melengkapi sebuah cinta, lalu kau akan mendapatkan yang terbaik untuk kau syukuri. Percayalah cinta tak akan membuat orang menjadi budak tapi ini perkara melengkapi, hanya itu.

Dan yang terakhir adalah orang yang terbaik saat ini berada jauh dari dirimu, dan sulit untuk meyakinkan apa dia benar-benar yang terbaik dan melengkapi. Kali ini dia memang jauh, bukankah sudah berjanji suatu saat akan bersama. Jadi, perpisahan bukankah perkara waktu? Bukankah waktu akan berjalan cepat seperti kilat, dan sekarang adalah bagaimana membuat kedua-duanya untuk tetap saling meyakinkan. Waktu dan jarak tidak akan pernah menjadi penyebabnya, sebab musabab dari masalah "saling meyakini" adalah hatimu, hatinya, perkara yang mudah bukan?







*) Gambar diambil dari: observando.net/ dan heavensentnotes.tumblr.com/
Notes: Dikomentarin ya, oiya kalau mau baca buku LDR terbaik, coba klik ini Jangan lupa beli buku mimin ya. :)

Sabtu, 01 Juni 2013

Pulanglah... Aku merindukanmu.

Sudah lama, entah berapa minggu aku menunggu seseorang yang semestinya ada disini, kau. kali ini menunda pertemuan kita. Aku bisa mengerti, sedikit. Tapi, aku tak bisa menahan apa yang semestinya rasa ini bisa dilepaskan. Teramat aku merindukanmu. Mengertilah...

Kau ingat kapan terakhir kita bertemu? Mungkin, kau sudah lupa, atau sengaja tak pernah mengingatnya, atau lagi kau lupa siapa orang yang tulus menunggumu disini. Ah, tak baik aku mengingat kapan terakhir kita bertemu, tak ada hasilnya juga kalau aku terus menerus merengek pertemuan. 

Jujur, aku terjebak dengan beberapa perangai orang di dekatku, mereka tulus melakukan apa yang mereka cintai disini, dan yang mereka cintai aku. Sedangkan, aku? Aku kau bisa tebak, dimana ketulusan yang ada pada kita terhadap 'aku yang menunggu atau kamu'. Ini bukan berlebihan, ini tentang perasaan yang selalu ramai dalam kesepian, perasaan yang kesepian dalam keramaian. Dan jujur, aku benci merindukanmu. Tapi, aku tulus terhadap kita. Cinta memang membutakan dan tak bisa memaksa untuk menerima orang di sekitar kita yang jelas-jelas lebih tulus melakukan 'untuk aku'. Kau yang membutakan orang yang jauh ini, dengan segala rasa cinta yang aku miliki. Ah, ini memang berlebihan, namun ini yang kurasakan. Tenanglah, dengan segala keluhanku disini, aku takkan mencari penggantimu, agar kau sadar, siapa yang terbaik. 

Ini diluar kendaliku, seharusnya aku bisa menahan rindu. Tapi, seharusnya kau yang sadar, sudah terlalu lama kita terpisah. Sepertinya, aku sudah lupa bagaimana rasanya kau usap rambutku disitu aku temukan kalau ketulusan mencintai hadir, menggengam jari disitu aku temukan bagaimana kau anggap aku adalah masa depanmu, dan pelukan hangat disana aku temukan sebuah keyakinan akan kamu... Seharusnya itu semua ada saat ini, kau menunda pertemuan, dan memang waktu belum tentukan pertemuan kita. 

Karena cinta harus memilih. Terkadang, penyesalan itu ada, tapi untuk apa terus menerus tenggelam dengan penyesalan karena aku telah memilih kamu yang jauh disana. Setidaknya, kau ajarkan bagaimana pengorbanan menunggu itu kau akan bayar dengan pertemuan nanti. Cepatlah pulang... Aku merindukanmu, dan kau isi sisiku disini. 

notes: Dikomentarin yaa.  Jangan lupa obat kangen ada disini