Kamis, 16 Oktober 2014

#LDRStory: Verra Dan Denny.

Hallo, namaku Verra, aku ingin berbagi sedikit kisah LDR yang aku alami dengan pacarku, Denny. Walaupun hanya beda pulau, aku di Jakarta dan Denny di Medan, semoga kisahku ini memberi inspirasi dan penguatan untuk kalian para distancer. 

Aku dan Denny sudah berpacaran sejak kelas 2 SMA, sekitar 7 tahun yang lalu. Sejak awal memang kami sudah sepakat untuk serius dan tidak main-main untuk hubungan ini. Sama seperti hubungan lainnya, hubungan kami pun sering terbentur berbagai masalah, cemburu, terlalu sibuk, sampai orangtua yang tidak menyetujui hubungan kami. Namun semua itu dapat teratasi karena kami selalu memegang teguh untuk tidak membesar-besarkan masalah yang dapat diselesaikan dengan cepat. Namun, semuanya berubah 2 tahun yang lalu saat ia mendapatkan pekerjaan impiannya dan mengharuskannya menetap di Medan.

Malam sebelum kepergiannya ke Medan, Denny mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja, kita masih bisa berkomunikasi lewat handphone dan jarak Jakarta-medan hanya 2jam dengan pesawat. Aku mencoba mempercayai kata-katanya dan meyakinkan diriku semua akan baik-baik saja, walaupun dia berangkat ke Medan saat aku paling membutuhkannya karena aku sedang skripsi. Aku pun tidak bisa mengantarnya ke bandara dan merelakan dia pergi ke medan sendirian.

Di awal hubungan kami yang berjarak, semua baik-baik saja. Komunikasi lancar dan kami masih sering videocall. Namun semuanya berubah saat dia mulai sibuk bekerja, komunikasi sangat tidak lancar, bertengkar setiap hari, setiap perkataan penuh dengan kecurigaan. Dan aku harus berhadapan dengan pekerjaannya yang mengharuskan berhubungan dengan banyak orang, aku mulai khawatir dia selingkuh. Memang ada beberapa masalah yang menyangkut dengan keberadaan orang ketiga dan memicu pertengkaran hebat sampai kami memutuskan berpisah, namun Denny berusaha menjelaskan kalau dia tidak pernah selingkuh terhadap aku, dan dia berusaha mendapatkan aku kembali.  Akhirnya kami kembali berhubungan dan menjalin kasih kembali.

Sampai akhirnya masalah terbesar muncul, saat awal tahun 2014 keluargaku mulai mempertanyakan keseriusan Denny, karena dia tidak pernah datang ke rumah untuk menyatakan keseriusannya dihadapan keluargaku. Oya, di keluarga aku adalah anak terakhir dan memiliki tiga orang kakak laki-laki. Kakak-kakak dan ibuku memintaku untuk bertemu dengan laki-laki lain pilihan keluargaku. Keluargaku berusaha menjodohkan aku dengan laki-laki lain. Pada awalnya, aku tidak memberitahu Denny masalah ini agar Denny tidak terlalu memiliki beban pikiran yang berat. Namun kelamaan aku tidak sanggup menanggungnya sendiri dan aku menceritakan semuanya. Denny tentu saja sangat kecewa dan marah. Bahkan ibuku terang-terangan memintanya untuk menjauhi aku karena aku akan dinikahkan dengan laki-laki lain. Tanpa pikir panjang, Denny langsung kembali ke Jakarta dan bertemu dengan keluarga aku. Datangnya Denny kerumahku, menimbulkan konflik besar-besaran. Denny dimarah-marahi dan diusir dari rumah, dan aku tidak diperbolehkan keluar rumah sama sekali. Denny pun menceritakan permasalahn ini kepada orangtuanya. Diluar dugaan orangtua Denny memberikan semangat agar Denny tidak menyerah memperjuangkan aku. Denny kembali lagi ke rumah dan hasilnya tetap diusir.

Akhirnya karena tidak bisa meninggalkan pekerjaan terlalu lama, Denny kembali ke Medan dengan berat hati. Aku tidak bisa menghubungi dia sama sekali karena handphone disita oleh keluarga. Aku dipaksa bertemu dengan laki-laki pilihan keluargaku walaupun aku sudah menolak mentah-mentah. Tiga bulan berlalu dan itu merupakan bulan terberat dalam hiduku, aku tidak boleh keluar rumah dan tidak dapat berkomunikasi dengan Denny. Tidak disangka, Denny kembali pulang ke Jakarta untuk bertemu dengan keluargaku. Saat itu Denny tidak memaksa keluargaku untuk merestui hubungan kami, ia hanya menjelaskan bahwa ia peduli akan kebahagiaan aku, dan ia tau bahwa aku hanya bahagia bila bersamanya. Denny pun mempertanyakan apakah keluargaku akan tega melihatku tidak bahagia menikah dengan laki-laki lain. Akhirnya keluargaku melunak, dan kami semua pergi ke rumah salah seorang Ustadz keluarga untuk membicarakan masalah ini. Ustadz itu pun mengatakan pernikahan tidak boleh didasarkan pada keterpaksaan, dan sebaiknya keluargaku merestui hubunganku dengan Denny karena Denny laki-laki yang baik dan bertanggung jawab.

Singkat cerita, Alhamdulillah aku dan Denny direstui walaupun harus berjuang demikian berat, dan mengejar restu ibuku sampai ke Kebun Raya Bogor, memohon-mohon restu disana J tapi semua itu terbayar dengan restu yang diberikan keluargaku dan insyaAllah kami akan menikah dalam waktu dekat.

Semoga kisahku ini memberikan penguatan bahwa jarak bukanlah sebuah hambatan, jarak hanya kesempatan yang disediakan Allah untuk memantaskan diri satu sama lain, sebelum akhirnya kisah kasih disucikan Allah dalam pernikahan.

***
Untuk temen-temen yang mau kirim kisah LDR-nya, silahkan baca ketentuannya di sini, ya. Semoga nanti kisahnya menginspirasi temen-temen yang LDR juga. Buktiin kalau kita memang engga sendirian. 


Tips biar makin LDR-an: klik di sini coba biar sadar dan engga sering berantem sama pacar nonton ini deh. 





Rabu, 08 Oktober 2014

Jarak Jauh, Terbit 24 Oktober 2014 [Coming Soon]


Judul: Jarak Jauh 
Tebal: 192 Halaman
Terbit: Oktober 2014
Harga: 43,000,-

Blurb: 

Cewek: “Lama banget sih angkat teleponnya? Lagi ngapain? Kamu selingkuh, ya?”
Cowok: “Tuh kan, curiga terus. Kan aku lagi sibuk di sini. Nggak ngerti banget, sih?”
Cewek: “Kamu masih cinta nggak sih sama aku. Kok jawabnya pendek banget. ‘Iya. Nggak. Oke. Sip. Lagi di jalan.’ Udah, gitu doang.”
Cowok: “Emang beneran lagi di jalan. Kamu nggak percaya banget, sih. Capek ah. Ribet kalo pacaran diginiin terus.”

Sabtu, 04 Oktober 2014

Hal-Hal yang paling ngga enak dalam percintaan.

Holla pecinta jarak. Haduh, ngerasa bersalah banget udah ngga ngepost di blog tiga bulan lebih, jadi malu, maaf ya, temen-temen pembaca, sebenernya mau ngepost blog dari minggu kemarin, jadi berhubung ini blog udah banyak sawangnya ya dibersihin dulu, dirapiin dulu, dan mulailah saya untuk menulis tentang percintaan lagi, semoga menghibur.

Ngga ada manusia di sini yang ngga mengalami cinta, apa lagi anak muda, yang notabenenya rentan galau masalah percintaan, suka sama lawan jenis aja udah galau mau diungkapin atau engga, terus liat posisinya dia udah punya pacar atau belum, dan lagi masalah kita yang udah pede belum untuk deketin dia, dan nembak untuk jadi pacarnya, semua serba ribet, tapi semua serba indah kalau kita udah dapetin dia. Ketika kita udah dapetin cinta tersebut, ada tantangan lain yaitu kita harus mempertahankannya dengan kommitmen, kepercayaan, dan saling menjaga satu sama lain. 

Cinta memang susah dijelasin artinya, karena artinya sendiri ada dalam perasaan kita. Jadi mari kita bahas hal apa aja yang bikin ngga enak dalam percintaan, mungkin kalau senangnya mah nanti kalau kita udah menemukan cinta sejati. 

  • Dijadiin pilihan ganda
Bunga deketan sama Bowo, nah Bowo juga lagi deket sama Mawar, apa yang harus dilakukan Bunga? Harus melanjutkan harapannya dengan Bowo, atau tetep mempertahan apa yang ia rasa nyaman, padahal Bunga sendiri tau kalau si Bowo deket dengan Mawar, dan Bunga sendiri ngga mau menang dari Mawar untuk dapetin si Bowo, dan dia juga ngga mau kalah dari Mawar. Karena dia sadar kalaupun dia menang dan lebih baik dari mawar, Bowo akan mencari yang terbaik lagi dari dia, bukan kah menjadi yang terbaik akan ada lagi yang terbaik dari kita?